About us

LightBlog

[Review Buku] : Starstruck Syndrome oleh Aya Widjaja

Judul buku : Starstruck Syndrome
Penulis : Aya Widjaja
Penerbit : Bentang Belia (PT. Bentang Pustaka)
Tahun Terbit : November 2019 (Cetakan Pertama)
Jumlah Halaman : 334 Halaman


Sinopsis

Rigel, reporter majalah sekolah, males banget harus mewawancarai Kejora, artis muda berbakat yang juga teman sekolahnya. Apa coba yang bisa digali dari pesinetron yang hobi bolos sekolah, tapi selalu naik kelas? Rigel apatis duluan!

Kejora pun kaget. Baru kali ini ia menghadapi cowok segalak singa yang nggak tersihir pesonanya. Hari-hari Kejora jadi gawat setelah hubungan mereka berlanjut makin dekat. Jadwal syuting berantakan. Lean, pacar Kejora yang juga seleb terabaikan. Terparah, Kejora sukses dihujat netizen yang budiman.

Tepatkah Kejora mengikuti Rigel untuk meraih kebebasan? Atau, haruskah ia bertahan sama Lean dengan segala popularitas yang menjanjikan?

 


Isi Review

Seperti biasa aku meminjam buku lagi dari kakakku tersayang, Harukaze Ai Mizuki hoho...

Kalian tahu berapa hari untuk menyelesaikan membaca novel ini?

1 HARI SAJA

Kok bisa?

Yup, karena novel ini telah menghipnotisku untuk terus membacanya sampai akhir. Yah, itu sih karena aku juga lagi ada banyak waktu luang hehe Kalo pas lagi kerja pasti harus dijeda dulu beberapa kali T.T

Tapi, aku akui novel ini sangat menarik dan layak dibaca loh.

Kenawhy?

Karena di novel ini kita diajarkan untuk mencintai diri sendiri dan menemukan kebebasan.

Kejora, artis tenar yang menjadi pemeran utama sinetron Star's Fate ini di luar terlihat memesona dan selalu tersenyum ramah di depan media. Namun, di balik itu semua dia memiliki banyak rasa terpendam yang sulit diungkapkan ke orang lain termasuk mamanya sendiri. Dia bahkan terpaksa membohongi semua orang dan media agar selalu terlihat baik-baik saja, Kejora tidak ingin mama yang disayanginya sedih akan beban yang dia rasakan. Menurutku Kejora ini terlalu baik sampai dia rela mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Meskipun begitu dia tetap bisa mengontrol perasaannya dan bertahan.

Cerita semakin menarik ketika Rigel, si reporter majalah sekolah "Intensitas" diperintah Pak Nurdin, pembina majalah sekolah untuk mewawancarai si Kejora. Rigel dan Kejora memang sama-sama sekolah di SMA Wasesa tapi mereka berdua beda jurusan, Rigel masuk kelas bahasa sedangkan Kejora masuk kelas IPA. Walaupun Rigel satu sekolah dengan Kejora, Rigel tidak merasa tertarik sekalipun. Rigel menolak mentah-mentah apa yang diperintahkan Pak Nurdin karena ia tak mau majalah sekolah menjadi ajang gosip. Rigel dan teman-teman satu redaksi berkomitmen untuk tidak menerbitkan berita gosip apapun selain berita yang menginspirasi. Namun, Pak Nurdin tetap bersikukuh meminta Rigel mewawancarai Kejora. Walaupun dengan hati berat, Rigel akhirnya merencanakan sesuatu agar berita Kejora tidak masuk ke majalah sekolahnya. Rigel berpikir, apa sih sisi di balik artis sinetron Kejora yang tidak diketahui banyak orang. Paling cuma artis yang suka mengejar popularitas dan tidak mementingkan sekolah. Di bagian ini terlihat sekali Rigel sangat meremehkan Kejora yang memang sering bolos sekolah demi menuntaskan pekerjaannya sebagai artis sinetron.

Awal pertemuan Kejora dengan Rigel sangat tidak baik. Rigel yang saat itu sudah janjian dengan manajer Kejora untuk melakukan wawancara di tempat syuting merasa diabaikan karena sudah menunggu selama 3 jam. Ternyata Kejora sedang berdebat dengan Mirna, manajernya yang memintanya untuk membaca skenario. Tapi, Kejora tidak mau membaca skenario tersebut karena ada hal lain yang harus dia kerjakan. Rigel pun marah besar karena merasa diremehkan lantaran cuma reporter majalah sekolah dan dibiarkan menunggu lama. Kejora yang terkejut ada orang asing yang tiba-tiba datang pun meminta maaf karena tidak tahu sedang ditunggu. Saat itulah, Kejora tidak sengaja menjatuhkan buku Fisika yang sempat dibawanya. Rigel pun menjadi serba salah saat tahu tepat di sebelah laptop tampil sederet tugas Fisika yang harus Kejora kerjakan.

Setelah kejadian tersebut, Kejora mengejar Rigel untuk meminta maaf sekali lagi dan bersedia diwawancara. Tapi, Rigel tetap ketus dan berusaha memberikan pertanyaan jebakan. Mulai dari sini terlihat kalau Rigel ini memang galak. Galaknya aja kayak singa, semua orang dia galakkin deh. Seru banget baca novel ini karena saking galaknya, Rigel juga terlihat lucu dan perhatian. He's little bit rude but sweet in the end xD

Lama-lama Kejora pun dekat dengan Rigel. Rigel yang awalnya ketus pada akhirnya juga tetep galak (lho?). Iya, galak tapi perhatian sama Kejora kok. Sejak mengenal Rigel, Kejora mulai sering tertawa dengan kelakuan dan kata-kata galak dari Rigel. Bukannya semakin menjauh, Kejora semakin tertarik dengan Rigel yang dijuluki Singa bahkan oleh kakak kandungnya sendiri. Kejora perlahan membuka hati pada Rigel dan berani menemukan kebebasannya. Tapi, hubungan mereka mulai diendus berbagai media sehingga menimbulkan konflik yang berimbas pada karirnya, Lean (pacar Kejora yang diakui semua orang dan media), Rigel, dan mamanya sendiri. Kejora merasa di titik paling berat dalam hidupnya, dikejar-kejar wartawan, Rigel jadi terlibat, mamanya juga ikut sedih dan marah dengan berita ini. Kejora memikirkan berbagai cara untuk mengakhiri semua masalah ini. Dia harus memilih, tetap mengikuti kata mamanya serta keinginan para netizen atau memilih kebebasan seperti yang dikatakan Rigel.

Lalu, bagaimana akhir kisahnya?

Baca dulu dong :p

Awalnya aku menganggap novel ini biasa tapi ternyata sangat LUAR BIASA. Aku sudah beberapa kali pernah membaca cerita seperti ini (walaupun dalam bentuk manga). Cerita tentang artis yang dikekang dan harus menjaga sikap agar tidak dihujat oleh media maupun netizen. Tapi, novel ini memberikan warna yang baru menurutku. Cara penulisannya yang rapi dan detail, karakter dalam ceritanya yang memiliki peran dan ciri khas masing-masing, terutama Rigel yang galak banget tapi menurutku sangat gentleman hoho, dialog-dialog yang ngena dan lucu banget sampai nahan ketawa ngakak. Interaksi Rigel dengan karakter lain yang kadang bikin gregetan. Terus, perkembangan karakter Kejora yang awalnya manut wae (menurut saja) yang akhirnya berani menghadapi masalahnya dan memilih jalan bahagianya sendiri. Yang bikin sedih, Kejora pernah bilang "Gimana gak jago akting, kalau hidupku penuh drama?" T.T

Aku merasa puas sudah membaca novel ini. Topik yang dibawa sangat berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Intinya, jangan sampai kebahagiaanmu direnggut dengan mengikuti apa kata orang. Just be yourself and find your own happiness. Banyak sekali orang yang terlalu memikirkan kata orang sampai akhirnya tidak menjadi diri sendiri hanya untuk diterima orang lain. Biarkan saja orang lain berkata apa, kita punya hak untuk bahagia :)

Sekian, review buku Starstruck Syndrome oleh Aya Widjaja. Semoga bermanfaat dan selamat membaca! Oh, iya. Seneng banget dapet kalender mini. Singanya unyu sekali :D

Gambar : Dokumentasi pribadi

No comments:

Post a Comment